Viral Lauk Ayam Rp800 ribu di Sumut, Pemilik Minta Maaf Setelah Dihampiri Bupati
IDWS, Senin, 20 Januari 2020 - Baru-baru ini sebuah rumah makan khas Batak dengan nama Ayam Napinadar jadi viral di media sosial.
Rumah makan yang terletak di tepi jalinsum Medan-Sidikalang Km 15, Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi ini dinilai terlalu mahal dalam memasang harga oleh pelanggan baru, sehingga protes karena merasa diperas oleh pemilik rumah makan.
Sebuah video memperlihatkan cekcok antara pelanggan dan pemilik warung. Pelanggang mempermasalahkan harga lauk dua ekor ayam napinadar yang disebutkan mencapai Rp 800 ribu.
Dalam perbincangan dengan pemilik warung, pelanggan menyampaikan supaya memberikan harga sewajarnya seperti warung kebanyakan yang menjual menu serupa di Dairi.
"Masa harga ayam segitu, yang benar aja. Memang segitu harganya. Ayam apa ini. Di batu 7 ada makanan kek gini, ngak segini harganya," ujar Pelanggan yang melakukan protes. Pemilik warung pun menyampaikan supaya jangan makan ditempatnya jika tidak sanggup membayar.
"Memang segitu dua ekor. Ayam kampung. Yaudah kalau gak mau gak usah. Siapa suruh makan. Harganya pas," ujar pemilik warung.
Pelanggan pun kembali melakukan protes dengan menyebut harga tersebut sudah tidak wajar lagi untuk jumlah makanan yang mereka pesan. "Jangan sudah dalam perut, kalian bilang segini harganya, yang logikalah. Gak logika 800 ribu. Bukan hotel berbintang ini kak," ujar pelanggan.
Mendengar komplain dari pelangganya, pemilik warung menuturkan bahwa memang harga makanan di warungnya Rp 800 ribu untuk makanan yang dipesan pelanggan.
"Logika kak, berapa rupanya Rp 800 ribu. Mau gak hotel mau gak apa, memang segitu pas nya," ujarnya.
Setelah video tersebut viral di berbagai media sosial, banyak warganet menuliskan pengakuan bahwa sudah sering kali kejadian serupa di rumah makan tersebut.
Dikunjungi Bupati Dairi
Setelah viralnya harga tak wajar di rumah makan tersebut, Bupati Dairi, Edy Kelleng Ate Berutu datang berkunjung ke rumah makan tersebut. Kedatangan Bupati Edy ke rumah makan tersebut dipotret oleh seorang Netizen bernama Danil Pardede. Hasil jepretannya pun diunggahnya di Grup Facebook Horas Humbang Hasundutan.
Mobil Dinas Bupati Dairi, Edy Berutu, tampak parkir di depan RM Napinadar Malau. (Facebook/Danil Pardede)
Ada dua foto yang diunggahnya, pertama foto mobil dinas Bupati Dairi tampak terparkir di halaman Rumah Makan Napinadar Malau. Kemudian foto kedua saat Bupati Edy Berutu beserta rombongannya tampak menikmati hidangan khas di rumah makan tersebut.
Berikut postingan lengkap Mery Lelyana Lingga di Facebooknya:
Selamat sore dunia fesbuk. Viral Ayam Pinadar RM. Malau yang menuai pro kontra mari kita sudahi.
Pemerintah Kabupaten Dairi dalam hal ini Bapak Bupati Eddy KA Berutu dan ibu Ketua TP. PKK. Dairi Ibu Romy Mariani didampingi jajaran Dinas Perdagangan Dairi sudah turun ke RM. Malau untuk pembinaan dan perbaikan yang lebih baik ke depan.
Pemerintah Kabupaten Dairi dalam hal ini Bapak Bupati Eddy KA Berutu dan ibu Ketua TP. PKK. Dairi Ibu Romy Mariani didampingi jajaran Dinas Perdagangan Dairi sudah turun ke RM. Malau untuk pembinaan dan perbaikan yang lebih baik ke depan.
Kiranya para teman fb juga berhentilah menghujat dan memaki. Setiap masalah ada solusi, asal Ayam Pinadar tetap dihati. Datang ke Sidikalang Dairi iya teman-teman. Jadi ngiler, memang enak sih.
Bagi yang ada akses dengan Bapak Hotman Paris Hutapea kami warga Dairi mohon disampaikan dengan beliau agar berkenaan datang untuk mencicipi masakan Ayam Pinadar RM. Malau.
Kunjungan Bupati Dairi ke RM Napinadar Malau (Facebook/Mery Lingga)
Pemilik RM Malau Minta Maaf
Setelah dikunjungi oleh Bupati Dairi, Edy Berutu, pemilik rumah makan yang dikomplain pelangganya tersebut pun menyampaikan permintaan maaf. Pemintaan maafnya tersebut dituliskan Lambok Roy Marteen Malau di akun Facebook-nya.
Menilik kembali harga lauk dua ekor ayam di RM Napinadar, harga Rp 800 ribu untuk dua ekor ayam itu disebut normal. Menurut Anak pemilik rumah makan Malau, Lambok Malau (35) kepada Tribun Medan, harga normal ayam napinadar per potong adalah Rp 25 ribu, sedangkan per porsi (termasuk nasi, nasi tambah, potongan timun dan tomat, serta kuah) mencapai Rp 35 ribu.
Ayam yang digunakan, lanjut Lambok, ialah ayam kampung. Satu ekor ayam kampung dapat dibagi menjadi 14 potong daging.
"Jadi, ayam dua ekor menghasilkan 28 potong daging. Berhubung saat itu suasana libur Tahun Baru dan di Dairi sedang mewabah penyakit babi, harga ayam kampung melambung tinggi di pasar. Harga satu ekor ayam kampung bisa tembus Rp120 ribuan saat itu," kata Lambok, Kamis (16/1/2020).
Karena itu, satu porsi ayam napinadar naik menjadi Rp 40 ribu. Selanjutnya, Lambok menyebut, orang yang memviralkan merupakan rombongan terdiri atas 10 orang. Mereka memesan dua ekor ayam dan habis.
"Mereka makan 10 orang. Masing-masing sepotong, berarti sudah Rp400 ribu. Sementara, dua ekor ayam kan 28 potong, ada sisa lagi 18 potong. 18 kali Rp25 ribu, Rp450 ribu. Jadi, Rp850 ribu harusnya membayar. Masyarakat luas kan tidak tahu apa yang mereka tambah selama makan," beber Lambok.
Lambok mengaku, pihaknya memang salah karena tidak membuat daftar menu. Namun, para pengunjung yang memviralkan itu juga salah, karena tidak menayakan harga makanan lebih dulu, sebelum menyantap makanannya.
Lambok pun mengaku sedikit curiga, hal ini merupakan perbuatan pihak-pihak yang tidak suka terhadap usaha rumah makan mereka.
"Mereka juga enggak ada tanya harga. Heran, yang lain kenapa enggak komplain? Rumah makan orang tua saya berdiri sejak tahun 1993," kata Lambok.
Kata Lambok keluarganya tak sedikit pun ambil pusing dengan video viral yang menjelek-jelekkan rumah makannya karena menurutnya itu tidak benar.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Tribun Medan